Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan terumbu karang. Namun sayang, hampir 70% terumbu karang di Indonesia telah rusak. Kalau terumbu karang rusak, mati deh gue!!
Terumbu karang adalah masyarakat di dasar laut yang objek utamanya berupa karang. Karang terbagi menjadi tiga, yaitu karang lunak, karang batu dan karang kipas. Karang lunak memiliki tekstur yang lunak, sedangkan karang batu memiliki tekstur yang keras.
Terumbu karang dapat terbentuk selama ber juta-juta tahun. Terumbu karang terdiri atas polip-polip karang. Polip adalah sejenis hewan yang berbentuk tabung dan memiliki sebuah mulut di bagian atas yang dikelilingi tentakel-tentakel. Tentakel tersebut berfungsi untuk menangkap mikroorganisme yang melayang-layang di laut. Di dalam karang, hidup alga zooxanthellae yang memberikan warna pada karang sambil melepaskan oksigen ke air.
Terumbu karang dapat hidup di perairan dangkal dengan syarat arus yang tidak tidak terlalu kuat, air jernih, cukup sinar matahari, dasar yang kuat dan suhu yang hangat.
Adapun tipe terumbu karang adalah terumbu karang tepi, terumbu karang penghalang dan terumbu karang cincin (atol). Di Indonesia, terdapat 55 atol dan yang terbesar berada di Kepulauan Takabonerate, Sulawesi Selatan.
Terumbu karang dapat mengalami kerusakan melalui cara langsung dan tidak langsung. Secara langsung seperti menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun dan bubu. Secara tidak langsung seperti penggundulan hutan, pemboran minyak, dan membuang sampah/kotoran di pantai.
Dari segi ekologi, terumbu karang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan dan tempat bertelur beberapa jenis hewan laut. Sedangkan dari segi ekonomi, terumbu karang bermanfaat sebagai ekowisata bahari.
Maka dari itu, dibutuhkan adanya upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan terumbu karang, salah satunya melalui COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Tapi kita juga bisa melakukannya dari diri sendiri. Yaitu dengan tidak menginjak terumbu karang di pantai, tidak membuang sampah/kotoran di laut, tidak menggunakan terumbu karang sebagai bahan bangunan, melaporkan ke kepolisian jika melihat pengrusakan terumbu karang dan berbagi pengetahuan mengenai terumbu karang.
Bayangkan, dengan melakukan hal-hal kecil seperti itu saja sudah dapat menyelamatkan dan melestarikan terumbu karang, bagaimana dengan melakukan hal-hal besar?
0 comments:
Posting Komentar