Oleh: Nur Fadhilah
Aku baru tahu berartinya 24 jam
Padahal kalian seenaknya memeras 24 jamku yang aku sendiri tak tahu untuk apa
Kenapa tidak ambil hariku saja?
Agar aku tak usah hidup sekalian
Kini aku sadar..
Aku tak menggunakan 24 jamku hanya untuk manusia-manusia tak berguna seperti kalian
Aku juga punya 24 jam sendiri yang bisa ku gunakan untuk hal yang lebih berguna
Aku bukan ibu yang mengurus anaknya selama 24 jam
Aku juga bukan ayah yang mencari nafkah selama 24 jam
Aku hanya mau 24 jamku sendiri
Tak ada yang boleh mengganggu 24 jamku
Andai aku bisa menambah sejam lagi
Pasti sejam itu hanya ku gunakan hanya untukku
Untukku lagi
Karena 24 jam yang Tuhan berikan tidak cukup untuk mengganti 24 jam-24 jam sebelumnya yang aku sia-siakan untuk manusia-manusia tidak berguna seperti kalian
Aku hanya ingin 24 jamku sendiri
Jangan ganggu 24 jamku
24 jamku sendiri
Telah dimuat di Harian Kendari Pos edisi 7 Desember 2011
::Leave 'Words' For Me::
::Followers::
Sabtu, 29 Oktober 2011
Jumat, 28 Oktober 2011
Puisi Orang Kecil
Oleh: Nur Fadhilah
Ini hanya puisi orang kecil
Jadi tak perlu didengar
Aku hanya orang kecil
Jadi tak usah dipedulikan
Bukankah begitu dunia ini?
Orang kecil bagaikan bemo dan bajaj
Tak boleh parkir sembarangan
Dunia tak adil pada orang kecil
Orang besar bagaikan limosin
Boleh klakson sembarangan
Katanya roda selalu berputar
Tapi kapan orang kecil duduk di atas?
Sebab orang besar yang duduk di atas tidak mau turun lagi
Enak betul jadi orang besar
Segala sesuatu terhidang di meja
Sementara kami?
Mengetuk kaca mobil pun belum tentu dibuka
Memang enak jadi orang besar
Kalau jalan, semua membungkuk
Barangkali takut gajinya dipotong
Kasihan orang kecil
Kalau jalan, semua bersembunyi
Takut pintu rumahnya diketuk
Menunggu diberikan sepeser keikhlasan
Ini hanya puisi orang kecil
Kenapa didengar?
Aku hanya orang kecil
Kenapa dipedulikan?
Telah dimuat di Harian Kendari Pos edisi 7 Desember 2011
Ini hanya puisi orang kecil
Jadi tak perlu didengar
Aku hanya orang kecil
Jadi tak usah dipedulikan
Bukankah begitu dunia ini?
Orang kecil bagaikan bemo dan bajaj
Tak boleh parkir sembarangan
Dunia tak adil pada orang kecil
Orang besar bagaikan limosin
Boleh klakson sembarangan
Katanya roda selalu berputar
Tapi kapan orang kecil duduk di atas?
Sebab orang besar yang duduk di atas tidak mau turun lagi
Enak betul jadi orang besar
Segala sesuatu terhidang di meja
Sementara kami?
Mengetuk kaca mobil pun belum tentu dibuka
Memang enak jadi orang besar
Kalau jalan, semua membungkuk
Barangkali takut gajinya dipotong
Kasihan orang kecil
Kalau jalan, semua bersembunyi
Takut pintu rumahnya diketuk
Menunggu diberikan sepeser keikhlasan
Ini hanya puisi orang kecil
Kenapa didengar?
Aku hanya orang kecil
Kenapa dipedulikan?
Telah dimuat di Harian Kendari Pos edisi 7 Desember 2011
Categories
Puisi siBluuu
Langganan:
Postingan (Atom)