Jumat, 11 Maret 2011

Mutiara

Posted by Nur Fadhilah at 10:45:00 PM
A. Pengertian Mutiara
Mutiara adalah sejenis batu permata dalam berbagai bentuk, hasil biomineralisasi kerang anggota moluska (filum Mollusca). Mutiara alami terbentuk karena iritasi yang disebabkan oleh sesuatu yang asing yang masuk ke dalam kerang. Mekanisme pertahanan diri kerang akibat gangguan iritasi ini menghasilkan nacre yang terkomposisi sebagian besar dari kalsium karbonat. Dengan nacre tersebut, mutiara membungkus kotoran itu sehingga kotoran itu terbentuk menjadi mutiara.
Walau semua kerang dianggap dapat menghasilkan mutiara, namun tidak seluruhnya menghasilkan mutiara dengan kualitas yang dapat diterima sebagai perhiasan. Hanya tiram mutiara dan kerang air tawar yang biasa dimanfaatkan mutiaranya.

a. Tiram
Hanya beberapa jenis tiram dapat menghasilkan mutiara nacreous, walaupun semuanya merupakan anggota keluarga Pteriidae, yang terdiri dari kerang laut sedang hingga besar. Jenis ini merupakan keluarga yang berbeda dari jenis tiram yang orang biasa makan, yang merupakan keluarga Ostreidae, atau tiram sejati.
Genus Pinctada, juga dikenal sebagai tiram mutiara, adalah anggota keluarga Pteriidae yang dapat menghasilkan kualitas mutiara batu permata. Di antara anggota genus Pinctada ini, hanya spesies tertentu menghasilkan mutiara secara komersial layak. Setiap spesies memproduksi berbagai ukuran dan warna mutiara.
• Pinctada radiata, atau Tiram Mutiata Teluk, ditemukan di Mediterania, Teluk Persia, dan Laut Merah. Ini menghasilkan mutiara kecil yang biasanya perak atau kuning.
• Pinctada margaritifera, atauTiram Bibir Hitam ditemukan di bagian-bagian dari Samudera Hindia, bagian Pasifik Selatan, dekat California, dan di Teluk Meksiko. Ini menghasilkan mutiara Hitam dan mutiara Laut selatan, Tahiti.
• Pinctada maxima, atau Tiram Bibir Putih ditemukan di Pasifik Selatan. Jenis ini menghasilkan mutiara laut selatan putih dan emas.
• Pinctada fucata, atau Tiram Mutiara Akoya ditemukan di Samudra Hindia dan Pasifik Barat. Jenis ini menghasilkan mutiara Akoya.
• Pinctada Albina, atau Tiram Mutiara telik hiu ditemukan di perairan sekitar Australia. Ini menghasilkan mutiara Mabe.
Bahkan di antara tiram yang dapat menghasilkan mutiara, mutiara alami terbentuk nilai masih langka. Sering kali, ratusan tiram harus dicari untuk menemukan mutiara alam tunggal. Dalam rangka untuk mencari tiram mutiara adalah untuk harus dipaksa terbuka, membunuh itu dalam proses. Akibatnya, sebagian besar mutiara yang dibudidayakan di peternakan mutiara dengan menanam inti di Tiram.

b. Remis
Berbagai jenis remis air tawar juga bisa menghasilkan mutiara kualitas batu permata. Mereka semua termasuk urutan Unionida berada dalam salah satu dari dua keluarga baik Unionidae atau Margaritiferidae.Jenis Margaritifera margaritifera, benar-benar sangat melekat pada Mutiara Kerang Air tawar. Karena perburua yang berlebihan jenis ini terancam punah. Sebagian besar mutiara air tawar diproduksi di Cina tapi kerang mutiara juga ada di Jepang dan Amerika Utara.
• Margaritifera margaritifera, atau kerang mutiara air tawar atau Kerang Mutiara Eropa ditemukan di Eropa Utara, meskipun terancam punah.
• Schlegelii hyriopsis, atau Kerang Mutiara Biwa ditemukan di Danau Biwa Jepang. Hal ini juga hampir punah.
• Cristaria plicata, atau kerang mutiara balung ditemukan di Cina.
• Cumingii hyriopsis, atau Kerang Mutiara Triangleshell juga ditemukan di China. Ini menghasilkan mutiara kualitas sedikit lebih tinggi daripada balung.
• Teres lampsilis, atau Kerang mutiara kunig sansheel ditemukan di Amerika Utara.
• Quadrula ndulata, atau Kerang Mutiara Wartyback ditemukan di Amerika Utara.
• Megalonaias nervosa, atau Kerang Mutiara Papan ditemukan di Amerika Utara.
• Fusconaia ebena, atau Kerang Mutiara Ebonyshel ditemukan di Amerika Utara.
• Pleurobema cordatum, atau Kerang Mutiara Pigtoe ditemukan di Amerika Utara.
• Quadrula Metanevra, atau Kerang Mutiara Muka-monyet ditemukan di Amerika Utara.

B. Jenis-Jenis Mutiara
Berdasarkan cara pembuatannya, mutiara dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Mutiara alam dan Mutiara budidaya/buatan.
1. Mutiara Alam
Mutiara alam hampir 100% tersusun atas kalsium karbonat dan conchiolin. Diperkirakan terbentuknya mutiara alam akibat sekumpulan kejadian-kejadian tak disengaja ketika kotoran-kotoran kecil atau parasit masuk kedalam kerang saat kerang tersebut membuka cangkangnya untuk bernapas ataupun makan. Kemudian kotoran-kotoran tersebut tersimpan didalam kerang. Moluska tersebut merasa terganggu oleh benda asing yang masuk, sehingga membentuk kantung mutiara dari sel eksternal jaringan mantel dan mengeluarkan nacre/lendir yang mengandung kalsium karbonat dan conchiolin untuk membungkus dan menutupi benda asing tersebut. Proses sekresi diulang berkali-kali, sehingga menghasilkan mutiara. mutiara alam datang dalam berbagai bentuk, dengan sempurna yang bulat yang relatif langka.

2. Mutiara Budidaya
Pembentukan mutiara ini tidak terjadi secara alami, melainkan dengan kerja manusia. Perbedaannya dengan mutiara alam adalah proses masuknya iritan atau benda asing dalam tubuh kerang. Sepotong jaringan mantel dari kerang pendonor dimasukkan ke dalam kerang. Selanjutnya jaringan tersebut menjadi iritan dalam tubuh kerang da terjadi proses pembetukan mutiara seperti pada mutiara alam. Kadang proses pemasukan jaringan mantel ke tubuh kerang disertai pemasukkan sejenis bahan padat sebagai bahan dasar pembentukan mutiara.
Mutiara budidaya sediri terbagi menjadi 2 jenis yaitu mutiara budidaya air laut dan mutiata budidaya air tawar.
a. Mutiara Budidaya Air Laut
Mutiara budidaya air laut diperoleh dengan melakukan proses budidaya mutiara dengan memanfaatkan kerang dan tiram laut yang dapat menghasilkan mutiara dengan kualitas baik.

b. Mutiara Budidaya Air Tawar
Mutiara budidaya air tawar diperoleh dengan pemanfaatan kerang air tawar sebagai kerang budidaya. Kerang diperoleh dari danau-danau air tawar besar seperti Danau Biwa, Jepang.

Mutiara memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi sebagai perhiasan. Bahkan sejak 260 SM pada Dinasti Han di Cina, orang-orang telah berburu mutiara. Karena banyak variasi mutiara dan kualitasnya di dunia, orang membuat klasifikasi mutiara.

a. Klasifikasi Sistem AAA-A
• AAA : Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.
• AA : Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.
• A : Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mu tiara bercacat

b. Klasifikasi Sistem A-D
• A : Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
• B : Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
• C : Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
• D : Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan

A. Proses Terbentuknya Mutiara
Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya)Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap)Pteria penguin. Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.
Perbedaan antara mutiara alam dan budaya berfokus pada apakah mutiara itu diciptakan secara spontan oleh alam (tanpa campur tangan manusia) atau dengan bantuan manusia. Mutiara terbentuk di dalam cangkang moluska, sebagai mekanisme pertahanan terhadap benda asing yang berpotensi sebagai ancaman seperti parasit dalam cangkangnya, atau serangan dari luar yang melukai jaringan mantel.
Mantel moluska menyimpan lapisan-lapisan kalsium karbonat (CaCO 3) dalam bentuk mineral aragonit atau campuran aragonit dan kalsit (polimorf dengan rumus kimia yang sama, tetapi struktur kristal yang berbeda) yang diselenggarakan bersama oleh senyawa organik seperti tanduk disebut conchiolin . Kombinasi aragonit dan conchiolin disebut nakre , yang membentuk cikal bakal mutiara. Pemahaman bahwa sebutir pasir bertindak sebagai iritan, sebenarnya jarang terjadi. Rangsangan-rangsangan yang meliputi bahan organik, parasit atau bahkan kerusakan mengakibatkang perpindahan mantel jaringan ke bagian lain dari tubuh hewan. Partikel-partikel kecil atau organisme masuk ke dalam cangkang kerang ketika katup terbuka untuk makan atau respirasi. Dalam mutiara budidaya, zat penyebab iritasi tersebut biasanya merupakan bagian epitel mantel kerang lain bersama atau tanpa bibit mutiara/benda asing.
a. Pembuatan Mutiara Secara Alami
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya iritan yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya iritan ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nakre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritan dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epitel mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epitel mantel ini bertugas
mengeluarkan/mendeposisikan nakre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang.
Teori iritan mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teori iritan juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.
Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.
b. Pembuatan Mutiara Secara Budidaya
Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil.
Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya.
Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo.
Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti.
Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.

1 comments:

dede wandi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 

Dhilah siBluuu Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review