OSPEK itu… apa ya??
Rasanya ikutan OSPEK itu seperti lari dikejar sekawanan ular, ulat, dan cacing. MENEGANGKAN!!! (lebay gak sih ini??)
Hai… kali ini saya mau share pengalaman OSPEKku di Universitas Haluoleo. Yah, mahasiswa baru (maba) gitu.. hehe… pengalaman kali ini ada yang menyenangkan dan ada yng menakutkan. Yakin deh, teman-teman tidak akan pernah berharap hal ini terjadi pada kalian. Cukuplah diriku saja yang mengalaminya.
Ada berita gembira. Adik-adik yang Insya Allah lulus tahun depan (aamiiin…) tidak usah takut lagi dengan OSPEK. Karena mulai tahun ini OSPEK memiliki wajah baru. Nggak ada lagi OSPEK angker yang selama ini kita kenal. Kini OSPEK sudah berganti nama menjadi pendidikan karakter yang diisi dengan pelatihan MHMMD yang diprakarsai oleh wanita kelahiran Sulawesi Selatan, Ibu Marwah Daud Ibrahim, Ph.D.
MHMMD adalah singkatan dari Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan. Pokoknya, setelah mengikuti pelatihan ini, maka masa depan kita akan lebih baik dan terencana jika kita benar-benar mengaplikasikan kiat-kiatnya dalam meraih mimpi-mimpi kita.
Inti dari pelatihan ini adalah SUKSES. Di mana sebelum sukses, kita harus tahu dulu potensi apa yang ada dalam diri kita. Jangan pernah mengatakan, “Saya nggak punya potensi.” Allah itu Maha Adil. Setiap manusia diciptakan mempunyai potensi masing-masing. Jadi, temukan potensi kalian, kembangkan, dan optimalkan!!
Setelah itu, kita akan diajak untuk menilik masa lalu, masa kini, dan masa depan. Nah, pada sesi inilah terjadi banyak pertumpahan darah, ups, air mata maksudnya (hehe..). Jangan dikira hanya cewek doang yang ingusnya meler. Cowok juga loh. Jadi ingat sewaktu mereka sok kenal sok dekat hanya gara-gara mau minta tisu.. haha :D
Meskipun demikian, sebenarnya masih ada sih yang namanya bentak-bentak dan latihan push up. Tapi, jika kamu datang dengan damai dan bersikap baik, kamu akan bernasib sama dengan diriku. Datang tepat waktu, duduk di bagian tengah, diam, bertanya ketika disuruh, menjawab ketika diminta, bicara seperlunya, dandan biasa-biasa saja, perbanyak diam, jangan berani-berani menatap senior dengan pandangan aneh, tidak tersenyum ketika diajak bicara oleh senior, dan sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan, maka kamu akan selamat (banyak benar syaratnya…). Tapi bukan berarti menjadi pasif, harus tetap aktif menurut kadar yang sewajarnya.
Nah, masuk pada bagian yang menakutkan ya…
Saya mengalami kejadian ini pada hari pertama pra OSPEK. Mendekati waktu pulang, seorang senior memberiku tugas mencari senior-senior yang namanya ia sebutkan. Memang terdengar mudah. Tapi tahu tidak, senior tidak akan mau mengaku kalau itu adalah namanya. Inilah letak kesulitannya. Tugasnya harus selesai hari itu juga.
Mataku sudah mulai berair ketika tidak ada senior yang mau mengakui nama tersebut. Juga tidak ada senior yang mau memberi tahu atau memberi sedikit petunjuk. Saya malah diberi petunjuk yang salah.
Akhirnya seluruh maba sudah pulang. Tinggal saya seorang yang bertahan di ruangan itu bersama beberapa senior. Tiba-tiba…
BRAK!!!!!!!!
Kursi di depanku dibanting oleh seorang pria yang baru saja memasuki ruangan. Karena mataku yang memang sudah sejak tadi berair, kini berubah menjadi sebuah tangisan. Mungkin karena takut dan kaget, makanya saya menangis.
Seorang senior yang tidak terima dengan sikap kasar pria itu menjadi marah. Mereka pun adu mulut. Maaf ya, masalahnya tidak bisa saya ceritakan di sini. Lalu si pria mengajak senior berkelahi. Ia tiba-tiba mengeluarkan sebilah pisau dari saku belakang celananya.
Tangisanku semakin menjadi-jadi. Saya lalu memalingkan wajah tak mau melihat apa yang terjadi, kemudian lari bersembunyi di belakang seorang senior. Terdengar beberapa senior wanita yang menjerit ketika melihat pisau diangkat oleh pria itu.
Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Saya sibuk menenangkan hati dan pikiran. Tanganku gemetaran dan dingin, karena semua yang terjadi di depan mataku. Yang pastinya, masalah berhasil diselesaikan dengan damai dan tak ada korban dalam peristiwa ini.
Setelah semuanya membaik, beberapa senior mencoba menenangkanku. Tapi setiba di rumah, kembali saya menceritakan apa yang terjadi pada mama dan pastinya menangis lagi sampai mata dan hidungku memerah.
Hampir diculik
Hampir diculik? Ralat. Sudah diculik malahan. Sama siapa? Tukang ojek. Istilahnya tuh, dibawa lari.
Ceritanya gini. Sehari setelah penutupan OSPEK, saya ke kampus lagi untuk mengurus KRS (Kartu Rencana Studi). Karena ada sesuatu yang terlupa, saya akhirnya pulang dan kembali lagi ke kampus. Siang itu waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12. Khawatir prodi tertutup, saya memutuskan untuk naik ojek di gerbang utama universitas (jarak gerbang utama dan fakultasku lumayan jauh).
Karena buru-buru, ya saya asal naik saja. Padahal sekian banyak ojek yang menawariku untuk menaiki motornya, tidak tahu kenapa saya memilih ojek itu.
Ojek itu tidak mengambil jalan kompas. Dia mengambil jalan lain. Tapi dia malah membawa saya ke fakultas lain. Sy masih belum menaruh curiga padanya. Anggapanku, mungkin dia salah dengar, makanya salah tujuan. Tapi bukannya pergi ke tempat yang saya tuju malah ke fakultas lain lagi. Nih ojek budeg kali ya??
Ketika menemui perempatan, ojek itu belok kanan, sementara kalau menuju fakultasku seharusnya belok kiri. Tapi saya masih diam. Mungkin dia mengambil jalan lain, pikirku.
Kecurigaanku mulai muncul ketika jalanan yang kami lewati berangsur-angsur sepi. Hanya 1 atau 2 motor yang lalu lalang. Sisi kiri dan kanan jalan adalah hutan dan semak-semak yang cukup tinggi. Perasaanku semakin tidak enak ketika jalan yang dilewati belum pernah saya lewati sebelumnya. Keadaan semakin sepi. Ini sudah terlalu jauh dari fakultas dan pusat keramaian.
Saya lalu meminta turun. Sampai 3 kali ojek itu tak mau menghentikan motornya. Dalam hati saya berjanji, kalau saja di permintaan terakhirku ojek ini tetap tak mau menghentikan motornya, maka saya nekad lompat dari motor demi keselamatan diriku.
Alhamdulillah, Allah membantuku. Ojek itu mau mendengarkanku. Dengan cepat saya memberikannya selembar uang 2 ribuan dan berjalan cepat tanpa mau menoleh sedikit pun ke arah ojek itu. Jujur saya sangat ketakutan dan hampir menangis, apalagi ketika lewat 2 orang pengendara motor yang mencoba menggoda.
Mulutku tak berhenti beristighfar. “Ya Allah… ini di mana?” Berkali-kali saya mengucapkan kata itu karena tempat itu sangat asing buatku. Tapi saya tidak peduli. Saya terus saja menyusuri jalan. Sampai akhirnya seseorang menawariku ojek. Awalnya saya sempat ragu untuk naik ojek lagi. Berbekal permohonan perlindungan dari Allah, saya memberanikan diri untuk menaiki motor ojek tersebut. Alhamdulillah, ojek itu adalah orang baik. Terima kasih ya Allah karena sudah menolongku lewat perantara ojek ini.
Yah, itulah sedikit pengalamanku selama OSPEK. Saya sih positive thinking saja. Saya jadikan OSPEK sebagai sarana mencari pengalaman baru, lebih mengenal senior, dan mengakrabkan diri dengan teman-teman baru.
Berikut ini beberapa kesan ospek dari teman-teman SMAku dari fakultas dan jurusan yang berbeda.
Darmalianti Rahim, fakultas kedokteran:
“OSPEK tashun ini sangat berkesan bagi saya, apalagi ada pembinaan pendidikan karakter oleh MHMMD. Berkat MHMMD saya bisa memfokuskan masa depan saya. Awal yang baik belum tentu akhir yang baik pula, itu yang saya rasakan sewaktu OSPEK fakultas. Tapi apa mau dikata, pengalaman seperti ini tidak datang 2 kali.”
Desty Triyaswati, fakultas MIPA, jurusan biologi:
“Buat pendidikan karakternya 4 jempol deh! Luar biasa kegiatannya…”
Hikmawati Madjid, fakultas ekonomi, jurusan akuntansi:
“Pendidikan karakternya benar-benar membantu kita memahami potensi diri. Tidak cuma itu, kita juga jadi lebih dekat pada Tuhan. Jadi percaya kalau dream do come true. We just gotta believe and pursuit it. Never stop dreaming. Karena segala hal hebat berawal dari mimpi. Hanya sayang, bully masih ditunjukkan oleh sebagian senior. Banyak yang minta dihargai, tapi tindakannya tidak menunjukkan orang yang patut dihargai. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi.”
Ishmah Nurul, fakultas kedokteran:
“OSPEKnya menarik sekali! Banyak pelajaran yang bisa saya ambil, terlebih tentang pengelolaan hidup dan masa depan. Meskipun OSPEK fakultasnya sedikit berat, tapi semuanya benar-benar menyenangkan. Tanoshikatta yo!!”
Ranny Stefany, fakultas tekhnik, jurusan tekhnik sipil:
“Tahun ini OSPEK di tekhnik keras tapi tidak sekeras tahun lalu. Para senior baik dan perhatian pada para juniornya. Kalau pulang, kami selalu ditahankan mobil atau ojek. Mereka sangat kompak dan peduli pada nasib rakyat kecil. Itulah sebabnya, anak tekhnik suka berdemo, mengadakan bakti sosial, dll. Semoga OSPEK tahun depan lebih baik dari tahun ini.”
Ya, semoga pendidikan karakter tahun depan sudah bisa diterapkan secara murni dan konsekuen. Tidak ada lagi kekerasan walaupun sedikit :)
::Leave 'Words' For Me::
::Followers::
Sabtu, 25 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar