Oleh: Nur Fadhilah
Ku pandang kau Kendari
Dalam hiruk pikuk bumi anoa
Kita selalu membicarakan Kendari
Kendariku, Kendarimu
Kadang aku memikirkan Kendari dan menangis
Melihat setiap orang ingin menjadi raja
Pepohonan ditebang
Sawah ladang disulap jadi gedung
Laut ditimbun
Lumpur semakin mendominasi
Kendariku, aku sungguh bodoh
Aku hanya diam dan tak peduli
Melihat sampah tak lagi dibuang di bak sampah
Melihat ikan beterbangan di udara karena bom
Melihat hutan dijarah dan dibakar
Adakah yang mendengar?
Suara tangisan Kendari
Meraung-raung dari perut bumi
Bagaimana aku dapat membangun generasi?
Bagaimana aku dapat membuat lingkungan kembali mempercayaiku?
Apa yang dapat ku lakukan untukmu?
Engkau hanya tersenyum dan berkata, masa depanmu akan lebih baik
Bersama Kendari yang lebih bersih
Telah dimuat di Harian Kendari Pos edisi 7 Desember 2011
::Leave 'Words' For Me::
::Followers::
Jumat, 11 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar